Pages

Minggu, 11 April 2010


CINTA



Cinta itu energi. Sebuah kehendak kreatif untuk terus mencipta dan berkreasi. Dengan demikian cinta adalah sesuatu yang menghubungkan yang spiritual’ dan yang material’.


Substansi manusia sebenarnya cinta. Karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang dibekali kehendak dan akal. Maka manusia punya potensialitas untuk mewujudkan (mematerialkan) cinta dengan kreativitas.

Dalam rumusan E=m.c2, cinta adalah konstanta yang mengubah perwujudan material manusia menjadi energi yang bercahaya, bagi dunia. Tapi karena cinta adalah ruang tengah antara yang material’ dan yang spiritual’, maka cinta juga punya potensialitas untuk menjebak manusia ke dalam lingkaran eksistensi (materialitas) tanpa pernah mewujud dalam esensi (spiritualitas).


Cinta menyediakan pesona dengan objek-objek. Sehingga yang terpikat’ akan tetap terikat dengan roda waktu yang universal. Dihukum untuk terus hidup dalam lingkaran kelahiran kembali, dari satu eksistensi ke eksistensi lain. Seperti Cupid yang menyeret seorang korban dengan anak panah bertali. Oleh karena itu cinta selalu mempunyai aspek ganda, bentuk kehadiran yang ambivalen dan ambigu. Selalu diinginkan tapi sekaligus paling menakutkan.


Cinta seharusnya mengikuti garakan tawaf. Tuhan, berada pada titik pusat gravitasi semesta. Membuat energi gerak dari cinta yang tak beraturan menjadi gerak melingkar yang terpusat pada satu titik. Subjek melebur ke dalam objek. Akhirnya cinta yang menemukan kesejatiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar